Berbicara tentang kecemasan, sebenarnya hal ini adalah kondisi normal yang dapat dialami oleh siapa saja. Bayangkan seandainya ketika akan ujian, kita tidak mengalami cemas, maka kita tidak akan belajar sungguh-sungguh, atau berusaha untuk mempersiapkan diri dengan baik. Atau dalam kondisi pandemi dan kita tidak cemas, maka kita akan abai dan tidak peduli dengan anjuran untuk menjaga kesehatan. Merasa cemas adalah hal yang wajar saat menghadapi momen-momen penting, seperti akan presentasi, interview kerja, atau bertemu dengan orang baru. Kecemasan merupakan bentuk antisipasi terhadap ancaman yang mungkin akan terjadi. Namun demikian, kondisi cemas ini suatu ketika dapat memburuk hingga berlebihan, mulai mengganggu kegiatan sehari-hari dan berubah menjadi gangguan kecemasan (anxiety disorder). Salah satu bentuk gangguan kecemasan adalah General Anxiety Disorder
GAD (General Anxiety Disorder) atau gangguan cemas menyeluruh adalah suatu kondisi dimana terdapat perasaan khawatir atau cemas yang berlebih, menyeluruh, dan menetap. Perasaan takut atau tidak nyaman terhadap sesuatu yang tidak jelas, disertai respon perilaku, emosional, dan fisiologis. Seseorang yang mengalami gangguan kecemasan dapat memperlihatkan perilaku yang tidak lazim seperti panik tanpa alasan, takut yang tidak beralasan terhadap objek atau kondisi kehidupan tertentu, melakukan tindakan berulang-ulang tanpa dapat dikendalikan, mengalami kembali peristiwa yang traumatik, atau rasa khawatir yang tidak dapat dijelaskan atau berlebihan. Gangguan cemas menyeluruh terjadi akibat interaksi faktor genetik, biologis dan lingkungan.
General Anxiety Disorder merupakan salah satu bentuk Common Mental Disorder, yang dialami oleh banyak orang. Gangguan cemas menyeluruh adalah gangguan psikiatri yang paling sering ditemukan di poliklinik. Mereka mengalami kecemasan berlebih, hampir sepanjang waktu, selama setidaknya enam bulan berturut-turut. Seringnya penderita gangguan cemas menyeluruh datang dengan keluhan fisik tertentu misalnya berdebar-debar, sulit bernafas dan gangguan pencernaan seperti diare dan sembelit. Gejala lain yang banyak dikeluhkan pasien adalah ketegangan otot, iritabilitas (sensitif), gangguan tidur, dan kegelisahan.
Keluhan dapat juga berupa penurunan konsentrasi dalam mengerjakan sesuatu sehingga terjadi penurunan kinerja sehari-hari. Apabila perasaan cemas itu datang, seseorang juga sulit untuk tidur, keadaan tersebut cukup mengganggu kontak sosial dengan orang-orang sekitarnya. Pasien dengan gangguan ini biasanya pergi ke berbagai macam dokter spesialis untuk mencari pengobatan, karena mengeluhkan ada banyak gejala, akan tetapi tidak ditemukan kelainan fisik. Terjadinya GAD pada wanita lebih tinggi dibandingkan laki-laki (rasionya adalah 2:1). Gangguan ini banyak ditemukan pada usia 20-30an.
Apa saja gejala-gejala yang sering dirasakan, berikut contohnya :
- Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, merasa terancam, sulit konsentrasi, dsb)
- Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tegang/ tidak dapat santai)
- Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar, sesak nafas, keluhan kembung, pusing kepala, mulut kering, dsb).
- Gejala somatik (motorik & otonomik) yang ditimbulkan akibat cemas ini dapat mengganggu kinerja individu, kehidupan keluarga, dan gangguan sosial.
Pada dasarnya, ketika kita merasa cemas, pikiran kita sibuk menyimak pengalaman-pengalaman masa lalu, dan hal-hal yang belum terjadi di masa depan. Salah satu cara yang dapat dilakukan dalam mengatasi kecemasan adalah dengan berlatih mindfulness, yakni menyadari sepenuhnya apa yang terjadi saat ini dan disini. Luangkan waktu untuk memperhatikan berbagai hal yang ada di sekitar, sadari suara-suara yang terdengar di telinga, warna dan bentuk benda-benda yang tertangkap oleh mata, aroma yang tercium oleh hidung dan sensasi yang dirasakan oleh kulit. Fokuslah pada satu tugas, dan hadirkan dirimu sepenuhnya untuk menyelesaikan tugas tersebut hingga tuntas, lalu berganti dengan tugas yang lain. Namun demikian, apabila kondisi kecemasan ini telah dirasakan mengganggu aktifitas karir, akademik, ataupun sosial, dibutuhkan bantuan dari tenaga professional, seperti dokter dan psikolog. Pertolongan yang dapat dilakukan bisa berupa psikoterapi/ konseling psikologis, dukungan psikososial, maupun terapi medis dengan pengobatan.
Ditulis oleh : dr. Yuniantika, MPH & Nopi Rosyida Qoriana, M.Psi., Psikolog
Referensi :
-
Bence, S. (2020). Anxiety Symptoms. Retrieved January 20, 2021, from https://www.verywellhealth.com/anxiety-symptoms-5086955
-
Bhatt NV. Anxiety Disorders. Medscape. 2017.https://emedicine.medscape.com/article/286227
-
Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA. Sinopsis Psikiatri: Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis. Edisi ke-7, Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara; 2010
-
Pugle, M. (2020). What Is an Anxiety Disorder?.Retrieved January 20, 2021, fromhttps://www.verywellhealth.com/anxiety-disorder-5089639
-
Scott, E. (2020). What Is Mindfulness. Retrieved January 21, 2021, from https://www.verywellmind.com/mindfulness-the-health-and-stress-relief-benefits-3145189