Saat ini kita sudah hampir satu tahun berada di tengah situasi pandemi, kondisi ini mengharuskan kita semua untuk berada di rumah saja. Masing-masing kita, ternyata menunjukkan respons yang beragam dalam menghadapi situasi “di rumah saja” ini. Merasa stress dalam situasi pandemi merupakan salah satu respons normal dalam situasi abnormal. Sebagian dari kita memiliki kemampuan untuk mengelola emosinya dengan baik, tetapi sebagian yang lain mulai menunjukkan kondisi emosi yang buruk. Salah satu kondisi yang sering muncul adalah cabin fever. Cabin fever merupakan istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan kondisi yang berkaitan dengan reaksi yang banyak terjadi saat terisolasi atau terpenjara dalam jangka waktu yang panjang.
Apabila kamu, mengalami cabin fever sebagai dampak dari social distancing di masa pandemi COVID-19, hal ini dapat menyebabkan adanya kondisi stress yang lebih dari sekedar merasa terisolasi. Karantina mandiri selama masa pandemi, disertai dengan adanya kecemasan tertular oleh virus itu sendiri dapat menjadi faktor penyebabnya. Perubahan besar dalam sistem akademik dan karir, juga menjadi sumber kecemasan karena terbentuknya kondisi ketidakpastian akan masa depan.
Gejala dan Tanda
Yuk, kita lihat apa saja gejala cabin fever ini. Tidak semua orang yang mengalami cabin fever memiliki gejala yang sama, akan tetapi ada banyak orang yang menyampaikan bahwa mereka menjadi lebih mudah merasa marah atau gelisah. Gejala lain yang sering kali muncul, diantaranya:
- Adanya penurunan motivasi
- Kesulitan untuk bangun
- Banyak makan
- Lebih sering tidur
- Kehilangan harapan
- Kesulitan untuk bersabar
- Lesu
- Depresi
- Sulit konsentrasi
Meski demikian, gejala-gejala tersebut dapat juga merupakan indikasi dari permasalahan psikologis lain yang lebih luas. Apabila kondisi-kondisi tersebut membuatmu tidak dapat berfungsi dengan baik dalam hal pekerjaan, akademik, ataupun sosial, kamu membutuhkan bantuan psikolog profesional untuk memastikan kondisi yang sedang kamu alami.
Cara Mengatasi
Apabila gejala yang timbul masih relatif ringan, Kamu dapat mencoba melakukan beberapa aktifitas berikut:
-
Keluar dari Rumah
Apabila kondisinya memungkinkan, meski hanya sebentar, gunakanlah kesempatan tersebut untuk sejenak keluar dari rumah. Paparan sinar matahari dapat membantu mengatur siklus tubuh, dan aktifitas fisik seperti olahraga atau hanya sekedar berjalan-jalan ringan dapat membantu mengaktifkan endorfin yang menciptakan perasaan yang lebih baik. Apabila kamu tidak dapat keluar ruangan sama sekali, cobalah untuk mendekat ke jendela, lalu mulailah menggerakkan tubuhmu.
-
Tetap terhubung dengan orang lain
Menurut penelitian, isolasi sosial dan merasa kesepian dapat mempengaruhi kesehatan mental dan kesehatan fisik. Selama masa pandemi, pola interaksi kita menjadi berubah. Biasanya kita bisa dengan mudah bertemu dengan teman-teman dan membicarakan apapun yang kita mau. Kita akan berbicara tentang kegiatan apa yang kita lakukan di hari itu, model baju yang sedang tren, rekomendasi tempat makan yang enak, dll. Tetaplah terhubung dengan keluarga dan teman-teman untuk membicarakan hal-hal yang ringan dan menyenangkan meski melalui media telephone atau aplikasi chat.
-
Menjaga pola makan yang normal
Pola makan yang sehat dan benar, dapat meningkatkan energi dan motivasi kita. Mungkin kita akan merasa tidak terlalu lapar apabila tidak melakukan banyak kegiatan, akan tetapi ingatlah untuk selalu memperhatikan asupan nutrisi yang masuk ke dalam tubuhmu.
-
Buatlah Target
Ketika kita “terkurung” di dalam rumah, mungkin kita akan terlena dengan menghabiskan waktu untuk aktifitas yang tidak bermanfaat. Buatlah target harian atau mingguan untuk dirimu sendiri, lalu kerjakanlah sedikit demi sedikit hingga selesai sesuai dengan targetmu. Pastikan bahwa setiap target yang kamu buat itu cukup masuk akal untuk dicapai, dan berikan apresiasi untuk dirimu sendiri apabila berhasil mencapainya.
-
Aktifkan Kognitifmu
Mungkin TV dan Youtube nampak menarik ya, namun menonton TV atau YouTube hanya sedikit menggunakan aktifitas kognitif. Cobalah untuk bermain puzzle atau membaca buku. Menstimulasi kemampuan kognitif dapat membuatmu lebih berkembang dan mengurangi perasaan terisolasi dan helplessness.
-
Exercise
Meskipun berada di dalam rumah, akan tetapi tetaplah untuk mengupayakan aktifitas fisik. Aktifitas fisik yang rutin dapat memberimu energi lebih saat kamu “terkurung” di dalam rumah.
Beberapa hal diatas dapat kamu lakukan, namun apabila kondisimu memburuk hingga membuatmu tidak produktif, atau hubungan sosialmu terganggu, mencari bantuan melalui tenaga profesional seperti psikolog dan dokter akan menjadi salah satu solusi yang baik.
Ditulis oleh Nopi Rosyida Qoriana, M.Psi., Psikolog
Referensi:
-
, A. (2020). How to Cope With Loneliness During The Coronavirus Pandemic. Retrieved February 2, 2021, from https://www.verywellmind.com/how-to-cope-with-loneliness-during-coronavirus-4799661
-
Fritscher, L. (2020). Cabin Fever Symptoms and Coping Skills. Retrieved February 2, 2021, from https://www.verywellmind.com/cabin-fever-fear-of-isolation-2671734