Status gizi yang optimal dapat meningkatkan kesehatan serta kualitas hidup individu maupun masyarakat. Akan tetapi, status gizi masyarakat di Indonesia hingga saat ini masih belum optimal. Data Riskesdas tahun 2007 hingga 2023 menunjukan bahwa Indonesia masih mengalami masalah double burden gizi, yaitu permasalah gizi kurang (underweight) serta masalah kelebihan gizi (overweight dan obesitas). Permasalahan gizi tersebut sangat dipengaruhi oleh pola makan dan gaya hidup yang akan menentukan kuantitas dan kualitas asupan seseorang. Untuk menyelesaikan permasalahan gizi di Indonesia, sejak tahun 2014 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Pedoman Gizi Seimbang yang tertuang dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014.
Konsep gizi seimbang sebenarnya sudah muncul sejak 1992 pada kongres gizi internasional di Roma, yang kemudian disahkan pada tahun 1995 bahwa semua negara direkomendasikan untuk mengembangkan Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS). Negara Malaysia (2011), mengembangkan Malaysian Food Pyramid yang mencakup pedoman porsi konsumsi setiap kelompok jenis makanan. Sementara Amerika Serikat (2020), mengeluarkan Dietary Guidelines for Americans yang menjelaskan saran berbagai jenis makanan yang harus dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhan gizi serta anjuran untuk meningkatkan kesehatan/ pencegahan penyakit. Di Indonesia pemerintah telah mengeluarkan Pedoman Gizi Seimbang sejak tahun 2014, yang berisi tentang pedoman konsumsi makanan serta pola hidup yang sehat untuk mencapai status gizi dan kesehatan yang optimal, hingga pesan khusus bagi kelompok ibu hamil-menyusui, anak dan kelompok lansia.
Pedoman gizi seimbang merupakan panduan konsumsi makanan sehari-hari dan berperilaku sehat berdasarkan empat pilar utama, sepuluh pesan umum, dan beberapa pesan khusus. Ringkasan pedoman gizi seimbang di Indonesia dapat dilihat pada gambar “Tumpeng Gizi Seimbang”, yang sudah mecakup pilah utama dan pesan umum gizi seimbang.
Empat pilar utama dalam Pedoman Gizi Seimbang yaitu:
-
Mengonsumsi Anekaragam Pangan
Pilar ini menjelaskan bahwa kita harus mengonsumsi berbagai kelompok dan jenis bahan makanan, karena tidak ada satu pun bahan makanan yang nilai gizinya sempurna untuk memenuhi kebutuhan harian (kecuali ASI bagi bayi <6 bulan). Selain macam dan jenisnya yang beragam, kita juga harus memperhatikan proporsi makanan yang seimbang tidak kurang ataupun berlebih dari kebutuhan.
-
Membiasakan Perilaku Hidup Bersih
Budaya perilaku hidup bersih akan menurunkan risiko terkena penyakit infeksi. Penyakit infeksi berkaitan langsung dengan status gizi kurang karena akan mengurangi asupan zat gizi yang masuk ke dalam tubuh. Budaya hidup bersih ini di antaranya mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, menjaga kebersihan lingkungan, dll.
-
Melakukan Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik meliputi segala macam kegiatan tubuh termasuk olahraga. Aktivitas fisik berperan dalam menyeimbangkan zat gizi yang keluar dan yang masuk ke dalam tubuh.
- Memantau Berat Badan Secara Teratur untuk Mempertahankan Berat Badan Normal
Pemantauan berat badan bertujuan untuk mencegah adanya penyimpangan berat badan (baik kurang maupun lebih) sehingga tetap pada berat badan normal. Apabila terdapat penyimpangan dapat segera dilakukan intervensi untuk mencapai berat badan normal.
Dalam pedooman gizi seimbang terdapat sepuluh pesan umum yang berlaku untuk kelompok masyarakat usia dewasa dan dalam kondisi sehat.
-
Syukuri dan nikmati anekaragam makananCara konkret menerapkan pesan ini adalah dengan mengonsumsi lima kelompok pangan setiap hari atau setiap kali makan, seperti panduan “Isi Piringku”.
-
Banyak makan sayuran dan cukup buah-buahan
Dianjurkan konsumsi 3-4 porsi sayur serta 2-3 porsi buah setiap hari (rerata kebutuhan gizi kelompok dewasa)
-
Biasakan mengonsumsi lauk pauk yang mengandung protein tinggi
Dapat diperoleh dari lauk hewani maupun lauk nabati, dikonsumsi sesuai kebutuhan.
-
BiasakanBiasakan mengonsumsi anekaragam makanan pokok
Mayoritas masyarakat Indonesia mengenal nasi sebagai makanan pokok. Makanan pokok dapat diperoleh dari beragam bahan makanan seperti jagung, ubi, singkong, kentang, dan lain sebagainya. -
Batasi konsumsi pangan manis, asin dan berlemak
Batasi konsumsi gula maksimal 4 sendok makan per hari, garam maksimal 1 sendok teh per hari, dan minyak maksimal 5 sendok makan per hari.
-
Biasakan sarapan
Sarapan akan memberikan energi bagi kita untuk beraktivitas hingga siang hari, menurunkan risiko konsumsi jajan tidak sehat serta mengontrol asupan makan siang sehingga dapat mencegah berat badan berlebih.
-
Biasakan minum air putih yang cukup dan aman
Air sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan yang optimal. Cukupi kebutuhan air putih Anda rerata 8 gelas setiap hari bagi orang dewasa.
-
Biasakan membaca label pada kemasan pangan
Label pada makanan akan membantu dalam mengetahui bahan-bahan yang terkandung, informasi nilai gizi, serta tanggal kadaluwarsa produk.
-
Cuci tangan pakai sabun dengan air bersih mengalir
Pentingnya mencuci tangan secara baik dan benar untuk menjaga keberihan dan mencegah risiko penyakit infeksi maupun penyakit menular.
-
Lakukan aktivitas fisik yang cukup dan pertahankan berat badan normal
Aktivitas fisik dikatakan cukup apabila melakukan latihan fisik atau olahraga selama 30 menit setiap hari atau minimal 3-5 kali dalam seminggu (@30 menit)
Sumber:
Kemenkes RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2014 tentang Pedoman Gizi Seimbang. Diakses melalui http://hukor.kemkes.go.id/uploads/produk_hukum/PMK%20No.%2041%20ttg%20Pedoman%20Gizi%20Seimbang.pdf
Litaay C, et al. 2021. Kebutuhan Gizi Seimbang. Edisi ke 1. Yogyakarta: Zahir Publishing. ISBN digital: 978-623-6398-65-4
United States Department of Agriculture. 2020. Dietary Guidelines for Americans 2020-2025 Ninth Edition. Diakses melalui https://www.dietaryguidelines.gov/sites/default/files/2020-12/Dietary_Guidelines_for_Americans_2020-2025.pdf
Food and Agriculture Organization. 2024. Food-based Dietary Guidelines-Malaysia. Diakses melalui https://www.fao.org/nutrition/education/food-dietary-guidelines/regions/countries/Malaysia/en
Penulis : Diana Citrasari, S.Gz.RD